The Charm of North Sumatera

Various Fruits
It's Me
My Village I
Gundaling View I
Gundaling View II
Simalem Resort I
Simalem Resort II
View from Simalem Resort
Add caption
Sipiso-piso Waterfall I
Sipiso-piso Waterfall II
View of Toba Lake from Sipiso-piso I

View of Toba Lake from Sipiso-piso II
Toba Lake I
Toba Lake II
Toba Lake III
Toba Lake IV
Toba Lake V
Toba Lake Mountain
Read more

Journey To Paradise



UJUNG GENTENG - SUKABUMI
(3 day 2 nite/min. 12 person)

Biaya : Rp. 1.000.000,-/person

Places of Interest :
Pantai Pangumbahan
Penangkaran Penyu
Curug Cikaso
River Cruise
Tanah Lot Ujung Genteng
Gua Lalay
Dermaga Tua
Sentra Pembuatan Gula Aren


    Aktifitas :
    Tracking, Photography, Semi Adventure

    Day I (Lunch, Dinner & Snack)
    Pukul 07.00 WIB berangkat dari Jakarta menuju Ujung Genteng, Perjalanan sekitar 7 jam. Dalam perjalanan, kita akan singgah di Pelabuhan Ratu untuk santap siang. Sore hari tiba di penginapan. Setelah beres-beres, kita akan melihat Sunset di Pantai Pangumbahan, setelah puas kembali kepenginapan untuk bersih-bersih dan makan malam.
    Pukul 20.00 WIB, kita akan akan kembali ke Pantai Pangumbahan untuk melihat Penyu bertelur, kemudia kembali ke penginapan & istirahat.. zzzzzzz

    Day II (Breakfast, Lunch, Dinner & Snack)
    Pukul 08.00 WIB, setelah breakfast kita akan langsung mengunjungi Tanah Lot Ujung Genteng dan Gua Lalay. Lunch, kemdian dilanjutkan ke Curug Cikaso & River Cruise. Sore hari kembali ke penginapan, bersih-bersih. Dinner, acara bebas & zzzzzzzz.....

    Day III (Breakfast, Lunch & Snack)
    Pukul 05.00 WIB, kita akan menanti matahari terbit (sunrise) & melihat aktifitas nelayan yang baru pulang melaut, dilanjutkan dengan melihat Dermaga Tua. Setelah itu kembali ke penginapan untuk sarapan pagi. Kemudian mengunjungi Sentra Pembuatan Gula Aren. Acara Bebas sampai waktu makan siang & kembali ke Jakarta.



    Included :
    Transportasi bus AC
    7x meal + Snack
    Penginapan AC twin share
    Tiket masuk objek wisata
    Guide
    Foto sepanjang trip dalam bentuk CD
    River Cruise
       
      Excluded :
      Pengeluaran belanja pribadi
      Tips driver

        Contact Person :
        Lidya : (021) 68999309
        Ricky : 081916171021





















        Read more

        Tour Kawah Putih - Ciwidey








        TOUR KAWAH PUTIH - CIWIDEY
        (one day trip)
        min. 14 persons
        Biaya : Rp. 350.000,-/person

        Tempat : Situ Patenggang, Pulau Asmara, Batu Cinta, Kebun Strawberry & Kawah Putih)

        Aktifitas : Tracking, Memetik Strawberry & Fotografi.

        Dalam trip ini anda akan diajak untuk memetik strawberry di perkebunan strawberry Ciwidey dan menikmati keindahan Kawah Putih. Anda akan diajak naik perahu mengelilingi danau menuju Pulau Asmara dan melihat Batu Cinta.

        Included :
        Transporstasi bus AC
        2 x meal + snack
        Tiket masuk objek wisata
        Foto sepanjang trip dalam bentuk CD

        Excluded :
        Pengeluaran belanja pribadi
        Tips driver

        Contact Person :
        Lidya : (021) 68999309
        Ricky : 081916171021
        Read more

        The Charm of Kebun Raya Bogor










        Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman buatan) yang paling tidak telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih benih kayu yang langka. Di samping samida itu dibuat pula samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung Wanara). Hutan ini kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda takluk dari Kesultanan Banten, hingga Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah peristirahatan di salah satu sudutnya pada pertengahan abad ke-18.
        Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang.

        Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen. Dalam surat itu terungkap keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain.Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.
        Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.
        Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s'Lands Plantentuinte Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di RichmondInggris).
        Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.
        Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia).
        Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer pada tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub.
        Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).
        Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.
        Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia). Namun pada perkembangannya juga digunakan sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu (1880 - 1905).
        Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional.
        Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhanCryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya vanilikelapa sawitkinagetah percatebuubi kayujagung dari Amerikakayu besi dari Palembang danKalimantan), dan mengembangkan kelembagaan internal di Kebun Raya yaitu:
        Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai nama dan julukan, seperti
        • s'Lands Plantentuin
        • Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)
        • Botanical Garden of Buitenzorg
        • Botanical Garden of Indonesia
        • Kebun Gede
        • Kebun Jodoh

        Disadur dari : Wikipedia Bahasa Indonesia
        Read more